E2BOLA – Inter Milan meraih kemenangan dramatis di Piala Dunia Antarklub 2025, setelah berjuang hingga menit akhir untuk menaklukkan perlawanan sengit Urawa Red Diamonds dengan skor 2-1.
Sang kapten, Lautaro Martinez, menjadi pahlawan dengan gol akrobatik spektakulernya yang menyamakan kedudukan. Namun, alih-alih larut dalam euforia kemenangan, ia justru memberikan sebuah pesan yang sangat tegas. Pemain asal Argentina itu secara mengejutkan melontarkan peringatan keras kepada rekan-rekan setimnya, menuntut agar seluruh skuad tetap rendah hati dan belajar untuk menderita di atas lapangan. Sikap ini sontak menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya membuat sang kapten merasa perlu memberikan peringatan setelah timnya baru saja meraih kemenangan?
Kemenangan Inter Tercipta di Detik-detik Akhir
Inter Milan benar-benar dipaksa bekerja keras menghadapi Urawa Red Diamonds. Meski mendominasi penguasaan bola, mereka dikejutkan oleh gol cepat Ryoma Watanabe di 15 menit pertama. Setelah itu, wakil Jepang tersebut langsung menerapkan pertahanan total yang sangat terorganisir dan disiplin, membuat para pemain Inter frustrasi karena kesulitan menciptakan peluang berbahaya.
Tembakan tepat sasaran pertama Inter bahkan baru lahir di babak kedua melalui sang kapten, yang seolah menjadi pemantik semangat bagi seluruh tim untuk terus menekan. Pada akhirnya, kerja keras mereka terbayar lunas di masa perpanjangan waktu. Pemain muda Valentin Carboni berhasil mencetak gol kemenangan yang memastikan tiga poin pertama bagi Inter.
Baca Juga
- Hasil Napoli vs Sorrento: McTominay dan Lukaku Bawa Kemenangan Telak bagi Partenopei.
- Chelsea Bantai 10 Pemain AC Milan, Debut Luka Modric Berakhir Pahit.
- Hasil Laga Perpisahan Hummels Dinodai 2 Gol Andrea Cambiaso, Borussia Dortmund Kalah dari Juventus
- Crystal Palace Kalahkan Liverpool di Community Shield, Gol Ekitike dan Frimpong Tak Mampu Selamatkan The Reds.
- Manchester United Buka Pintu Keluar untuk Hojlund, AC Milan Langsung Pasang Kuda-kuda untuk Merekrutnya.
Highlight
Gol Akrobatik Sang Kapten
Sebelum gol kemenangan Carboni, Lautaro Martinez adalah sosok yang terlebih dahulu membangkitkan harapan Inter. Gol penyama kedudukan yang ia cetak bukan hanya krusial, tapi juga sangat indah. Memanfaatkan situasi sepak pojok, penyerang berusia 27 tahun itu melepaskan tendangan salto akrobatik yang bolanya meluncur deras ke gawang Urawa Red Diamonds.
Seusai laga, Lautaro mengungkapkan bahwa gol tersebut bukanlah kebetulan. Ia mengaku sudah memprediksi dan mempersiapkan diri untuk menyambut bola dengan cara tersebut. Baginya, keyakinan dan keinginan yang kuat adalah kunci untuk bisa mewujudkan hal-hal sulit di lapangan.
“Saya memang mengharapkan bola itu,” ujar Martinez kepada DAZN. “Saya berkata pada diri sendiri: ‘Ini adalah kesempatan saya.’ Saya memikirkannya, dan ketika Anda memikirkan sesuatu dan Anda menginginkannya, itu pasti membuatnya lebih mudah,” jelasnya.
Kemenangan Inter Tercipta di Detik-detik Akhir
Meskipun menjadi pahlawan kemenangan dengan gol spektakulernya, Lautaro Martinez tidak lantas berpuas diri. Ia justru memanfaatkan momen tersebut untuk memberikan pesan penting kepada rekan-rekannya. Ia mengingatkan bahwa seluruh pertandingan di turnamen ini akan berjalan sulit, terutama saat menghadapi lawan dari benua asalnya seperti River Plate di laga berikutnya.
Sang kapten pun menuntut agar seluruh tim meningkatkan rasa bangga sebagai sebuah kesatuan, serta menekankan pentingnya untuk tetap rendah hati dan belajar menderita. Menurutnya, tim harus bisa melewati momen-momen sulit di lapangan dengan kerja keras.
“Sebagai sebuah tim, kami harus meningkatkan rasa bangga kami,” kata Lautaro. “Kami harus rendah hati dan belajar untuk menderita. Kami menyesal telah kebobolan dari satu-satunya tembakan mereka. Kami harus berbenah,” tegasnya.
Lautaro Martinez: Tetap Rendah Hati Meski Menang
Lautaro dengan jujur mengakui bahwa kualitas permainan Inter terkadang menurun saat menghadapi lawan dengan tipe tertentu, terutama tim yang banyak berlari dan bertahan dengan sangat baik. Oleh karena itu, ia menuntut rekan-rekannya tidak ragu untuk “mengotori tangan mereka”, artinya siap melakukan pekerjaan-pekerjaan berat demi meraih kemenangan.
Baginya, hal-hal inilah yang paling penting dalam pertandingan sulit dan menjadi area di mana tim harus terus bertumbuh. Ia juga menambahkan bahwa sikap rendah hati inilah yang telah menjadi kunci kesuksesan Inter dalam meraih berbagai trofi beberapa tahun terakhir.
“Kualitas kami terkadang menurun saat melawan tim yang banyak berlari dan bertahan dengan baik,” akunya. “Kami harus mau ‘mengotori tangan kami’, karena hal-hal inilah yang penting, dan kami harus bertumbuh. Tetapi kami rendah hati. Jika tidak, kami tidak akan mengangkat trofi-trofi yang kami miliki dalam beberapa tahun terakhir,” pungkasnya.